JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid menyatakan peran jaksa perempuan sangat penting sebagai garda terdepan penegakan hukum di tengah kejahatan digital yang semakin kompleks.
“The government will continue to support the development of the digital economy, including the development of digital literacy,” said Meutya.
“Pemerintah akan terus mendukung pengembangan ekonomi digital, termasuk pengembangan literasi digital, terutama di era di mana teknologi semakin canggih dan konten buatan AI sulit dibedakan dengan yang asli,” kata Meutya.
“Kita memasuki era deepfake dengan kecerdasan buatan yang menjadikan sesuatu seperti saruk yang seharusnya hitam putih menjadi abu-abu dan apa yang ada bisa dihilangkan dengan jejak digital,” kata Meutya.
“Dengan penguasaan isu digital, jaksa perempuan diharapkan dapat mendorong penegakan hukum yang lebih adaptif, berorientasi pada korban, dan sejalan dengan arah keadilan berbasis data,” ujarnya.
Oleh karena itu, jaksa perempuan harus dibekali dengan kapasitas digital yang kuat untuk mampu menjaga keutuhan alat bukti dan melindungi korban, khususnya perempuan dan anak, lanjut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu.
Tak hanya itu, lebih lanjut Meutya juga menekankan pentingnya sinergi Kementerian Komdigi dan Kejaksaan dalam membangun ekosistem hukum digital yang aman.
Sinergi Komdigi dan Kejaksaan sangat penting dalam percepatan penanganan kasus siber, penyediaan rantai bukti digital yang baku, kolaborasi masalah kebocoran data, edukasi masyarakat mengenai etika digital, serta penguatan penegakan UU ITE dan UU PDP, jelasnya.
Sinergi tersebut juga mendorong jaksa perempuan memiliki peran strategis di persimpangan antara perlindungan publik, transformasi digital, dan penegakan hukum yang berkeadilan, ujarnya.
“Pemberdayaan jaksa perempuan merupakan investasi jangka panjang bagi Indonesia. Kami sedang membangun masa depan penegakan hukum yang profesional, humanistik, dan mudah beradaptasi.”
Versi bahasa Inggris, Cina, Jepang, Arab, dan Prancis dibuat secara otomatis oleh AI. Jadi mungkin masih ada ketidakakuratan dalam penerjemahan, harap selalu menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kami. (sistem didukung oleh DigitalSiber.id)


