JAKARTA: Tempat-tempat olah raga mulai bermunculan di mal-mal di seluruh Jakarta, dan muncul sebagai penyewa utama baru yang menarik banyak pengunjung di tempat yang dulunya didominasi oleh ritel.
Mulai dari lapangan padel hingga panjat tebing dan studio bersepeda, dunia usaha mengubah pusat perbelanjaan menjadi bagian dari ekosistem olahraga perkotaan yang berkembang di kota ini, sehingga membuka peluang baru untuk pengembangan bisnis.
Menurut survei yang dilakukan oleh penyedia riset Populix, kebiasaan olahraga masyarakat Indonesia beralih ke aktivitas yang didorong oleh gaya hidup, terutama di kalangan konsumen Gen-Z dan milenial di Jabodetabek.
Kenyamanan adalah faktor utama yang mendorong partisipasi, dimana sebagian besar orang memilih olahraga yang mudah dilakukan dan menyenangkan, meskipun banyak yang kesulitan meluangkan waktu.
Saat memilih lokasi, konsumen memprioritaskan ketersediaan, kualitas lapangan, dan lokasi, sedangkan fasilitas seperti kamar mandi bersih dan tempat parkir juga penting.
Menurut salah satu pendiri AYO Indonesia, sebuah aplikasi komunitas olahraga yang memiliki lebih dari 1.200 lokasi mitra di seluruh negeri, “pengguna pastinya lebih memilih tempat di dalam ruangan, karena mereka tidak perlu khawatir dengan panas atau hujan”.
Padel adalah salah satu olahraga dengan pertumbuhan tercepat, kata Raimundus “Joe” Johannes.
“Kami melihat pertumbuhan eksponensial dalam olahraga padel akhir-akhir ini. Pengguna wanita di aplikasi AYO meningkat pesat, karena olahraga ini menjadi sangat populer di kalangan wanita,” kata Joe.
Meskipun mitra AYO tersebar di seluruh nusantara, sekitar 60% terkonsentrasi di Jabodetabek, sebagian besar didorong oleh operator olahraga swasta.
“Rekan venue dari sektor properti masih kurang dari 10%, sebagian besar digagas oleh para pelaku industri olahraga,” imbuhnya. — The Jakarta Post/ANN


